Riya adalah perasaan yang muncul dalam hati agar perbuatan yang dilakukan mendapat perhatian orang lain dan mendapat pujian. Dalam al Qur’an surah al-Ma’un: 6 disebutkan bahwa riya’ merupakan salah satu ciri pendusta agama. Dalam surah al-Baqarah: 264 riya’ disebut sebagai salah satu tanda kemunafikan dan dapat merusak amal shalih yang dikerjakan, sehingga amal tersebut tertolak. Jika amal ibadah tertolak karena riya’, maka seolah-olah kita tidak melaksanakan perintah ibadah tersebut, karena Allah SWT mewajibkan keikhlasan dalam setiap ibadah.
Riya’ termasuk jenis penyakit yang sangat berbahaya karena bersifat samar dan terkesan remeh tapi berdampak luar biasa. Bersifat samar karena masuk dalam hati secara halus sehingga kebanyakan orang tak merasa kalau telah terserang penyakit ini. Dan berdampak luar biasa, karena bila suatu amalan dijangkiti penyakit riya’ maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah SWT dan pelakunya mendapat ancaman keras. Oleh karena itu Nabi SAW sangat khawatir bila penyakit ini menimpa umatnya. Beliau bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ
“Sungguh yang paling saya khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan syirik kecil? Beliau menjawab: “Riya’.” (HR. Ahmad, no. 27742)
Kita harus waspada terhadap riya’, tapi tidak boleh terlalu berlebihan karena dapat menyebabkan waswas, sedangkan waswas juga merupakan tipu daya setan. Dampak paling parah dari rasa khawatir berlebihan adalah gagal berbuat baik untuk menghindari riya’, dan inilah jebakan setan yang sesungguhnya. Imam Nawawi berpesan agar kita tidak meninggalkan perbuatan baik hanya karena khawatir riya’, karena riya’ akan hilang dengan sendirinya ketika kita sudah terbiasa berbuat baik. Fudail bin Iyadh berkata, mengurungkan perbuatan baik karena manusia adalah riya’ sedangkan melakukannya karena manusia adalah syirik.
Perbanyak berdo’a, ingatlah selalu bahwa Allah selalu mengawasi gerak-gerik hati kita, dan teruslah berbuat baik. In sha Allah kita terbebas dari riya’, Amin.
Semoga kita dibimbing oleh Allah agar tetap berada di jalan sunnah. Amin.
—-
Ustadz Nasiruddin Al Bajuri, S. Th.I, M.Ag
Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI
Yuk, #MulaiDari1Kebaikan dengan share informasi bermanfaat ini!
—
Rek. Infak LAZNAS LMI
BSI: 708 2604 191
a.n Lembaga Manajemen Infaq
via Website: https://www.zakato.co.id/payment/?pid=1425
Konfirmasi: 0823 3770 6554
—
LAZ Nasional LMI Jakarta
Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554
SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021
SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019