Apakah manusia, muslim khususnya bisa masuk surga karena Amal Ibadah?
Rangkaian perjalanan umat manusia akan berakhir di dua tempat, yaitu surga atau neraka. Sebagian langsung dimasukkan ke surga, sebagian dimasukkan ke neraka terlebih dahulu kemudian dipindah ke surga, dan sebagian lagi kekal di neraka. Setiap mukmin tentu berharap langsung masuk surga tanpa perlu dijerumuskan ke neraka terlebih dahulu karena tidak ada yang mampu menahan pedihnya siksaan di neraka.
Namun, terkadang manusia hanya bisa berharap tanpa disertai kesadaran untuk mewujudkan harapan tersebut. Banyak orang yang ingin masuk surga tapi amalan yang memudahkan untuk masuk surga selalu diabaikan, bahkan sebaliknya justru melakukan perbuatan yang menyebabkan masuk neraka. Kesadaran untuk melakukan perbuatan yang memudahkan masuk surga itu namanya adalah taufiq, dan amalannya bernama ibadah.
Ibadah adalah bentuk penghambaan dan ketaatan kita kepada Allah dengan cara melakukan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Ibadah ada yang mahdah (ditentukan tatacaranya) seperti shalat dang ada yang ghairu mahdah (tidak ditentukan tata caranya) seperti membantu orang lain. Ibadah juga ada yang wajib dan ada pula yang sunnah. Kita tidak hanya dituntut untuk melakukan ibadah wajib tapi yang sunnah juga seharusnya dilakukan. Kenapa demikian? Karena kita harus memperhatikan kemungkinan banyaknya kekurangan pada ibadah wajib kita, dan yang dapat menutupi kekurangan itu adalah ibadah sunnah. Kekurangan dalam salat fardu ditutupi dengan salat sunnah, kekuarangan dalam puasa Ramadhan ditutupi dengan puasa sunnah, dan begitu seterusnya.
Ketika ibadah itu secara konsisten kita lakukan maka in sha Allah perjalanan kita berakhir di surga. Allah berfirman dalam surah al Nahl: 21 yang artinya:
“Masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan”
Ayat di atas menegaskan betapa amal kita memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan kita masuk surga. Memang, amal saja sebenarnya tidaklah cukup untuk dijadikan bekal masuk surga. Faktor yang sangat dominan adalah rahmat Allah. Rasulullah pernah bersabda:
“di antara kita ini tidak Ada yang masuk surga karena amalnya”. Sahabat bertanya, apakah engkau juga demikian wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, “aku pun tidak masuk surga karena amalku kecuali aku mendapatkan rahmat Dari Allah”
Hadis di atas mengisayaratkan bahwa amal kita sebenarnya tidaklah sebanding dengan balasan surga, amal kita ini terlalu sedikit sementara surga begitu istimewa. Maka dengan rahmat Allah amal kita yang sedikit itu dilipatganakan menjadi sepuluh bahkan tujuh ratus kali lipat agar kita menjadi lebih layak menerima balasan surga.
Kita menyadari bahwa dosa kita memang besar, tapi kita juga diajari bahwa sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, ampunan Allah jauh lebih banyak. Maka kita tidak perlu khawatir, dengan terus meningkatkan kualitas ibadah disertai dengan taubat yang sungguh sungguh, in sha Allah kita akan menuju ke Jannah-Nya. Amin.
——————————————–
Ustadz Nasiruddin Al Bajuri, S. Th.I, M.Ag
Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI