Memaknai Ridho Orang Tua – Di antara amalan yang paling utama adalah berbakti kepada kedua orang tua atau yang juga disebut Birrul Walidain. Birrul Walidain adalah bersikap baik (ihsan), memuliakan,  dan taat kepada orangtua selama tidak melanggar syariat agama.

Orang tua adalah sebab kita ada di dunia ini. Ibu mengandung selama sembilan bulan, letih dan berat membawa kita di kandungannya, diurus dari semenjak di kandungan hingga besar. Ayah yang bekerja hingga banting tulang, bercucur keringat untuk makan dan kebutuhan kita sehari-harinya.

Maka dengan sebab inilah Allah menjadikan hak kedua orang tua berada pada kedudukan yang luhur. Sehingga Allah menjadikan hak ibu dan bapak kita setelah hak Allah dan Rasul-Nya dan menempatkan restu orangtua – terutama ibu – setelah restu Allah.  Kedudukan seorang ibu lebih mulia dari ayah, artinya kita diwajibkan berbakti kepada ibu melebihi bakti kita kepada ayah. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang orang yang paling layak untuk dirawat dengan baik, Rasulullah menjawab, ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu.

Birrul Walidain mempunya derajat yang lebih luhur dari jihad di jalan Allah. Seorang sahabat yang merupakan anak satu-satunya di keluarganya meminta ijin untuk berperang kepada Rasulullah, sementara orangtuanya masih ada. Oleh Rasulullah sahabat ini diperintahkan untuk berjihad di rumah, merawat orangtua, dan tidak diperkenankan berperang.

Dalam riwayat lain Rasulullah menyebut bahwa orang yang memiliki orangtua yang sudah renta seharusnya masuk surga. Beliau menyebut hanya orang paling malang yang tidak berhasil masuk surga di saat ia memiliki kesempatan yang sangat besar itu. Ibaratnya, restu orangtua adalah kunci masuk surga.

Oleh karena itu kita harus berusaha meraih restu orangtua, terutama ibu, karena restunya merupakan restu Allah SWT selama tidak bertentangan dengan syariat. Restu ibu tidak berarti kita harus mengikuti semua perintahnya. Jika perintah itu adalah kemaksiatan maka kita dilarang mengikuti. Jika perintah itu menyangkut hal paling penting dalam hidup kita sementara kita tahu dengan pasti bahwa perintah ibu adalah salah, kita boleh tidak mengikutinya. Asalkan dengan cara yang baik dan tidak menyinggung perasaannya.

Dalam hidup ini sebenarnya kita hanya membutuhkan restu Allah SWT. Namun Allah memberikan persyaratan tertentu untuk mendapatkan restu tersebut, antara lain adalah mendapatkan restu dari ibu terlebih dahulu.

Jadi, mendapatkan restu dari ibu sebenarnya adalah untuk mendapatkan restu dari Allah.

—————————————
Ustadz Nasiruddin Al Bajuri,  S. Th.I, M.Ag
Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI


#MulaiDari1Kebaikan share info bermanfaat ini!

Tunaikan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf melalui Lembaga Amil Zakat Nasional LMI,
transfer bank:
BSI: 708 2604 191
a.n Lembaga Manajemen Infaq

atau klik bit.ly/infakinharian

Konfirmasi: 0823 3770 6554


LAZ Nasional LMI Jakarta 
Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554
SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021
SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *