“Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah Melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah Menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah Melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS. An Nisa 4 : 95)
Setiap orang diberikan pilihan untuk berada pada salah satu sisi dalam kehidupannya, sisi yang baik dengan konsekuensi kebaikan dunia akhirat versus sisi yang buruk dengan konsekuensi kerugian di dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW. bersabda “Pada hari kiamat nanti, dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam keadaan peperangan fii sabilillah (di jalan Allah). Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah hingga ia mengakuinya. Selanjutnya ia ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat di dunia?” Ia menjawab, “Aku telah berperang demi Engkau (Allah) hingga aku terbunuh.” Allah berkata, “Bohong! Engkau berperang bukan karena aku, tapi supaya engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu telah engkau peroleh.” Lalu orang itu diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.” (HR. Muslim)
Bayangkan! Berperang bersama Rasulullah adalah puncak dari perjuangan seseorang. Namun hal itu tidak menjamin perjuangannya benar di jalan Allah, bisa saja berperang karena ingin dianggap pahlawan, boleh jadi karena ingin diingat sebagai pemberani, dan lain sebagainya. Kuncinya ada pada niat yang ikhlas. Bisa jadi di hadapan manusia dia adalah seorang pahlawan tetapi tidak sama sekali di hadapan Allah SWT.
Ikhlas adalah inti setiap ibadah dalam ajaran Islam yang menunjukkan kita bertauhid dengan menjadikan hanya Allah SWT sebagai tujuan. Ikhlas meliputi keseluruhan proses amal dan perjuangan kita, mulai dari niat, saat, dan sesudahnya. Ikhlas lah yang membuat amalan kita bernilai.
Tidak ada seorang pun pahlawan yang hadir di setiap kejadian. Setiap kejadian ada pahlawannya, dan setiap pahlawan untuk satu kejadian. Tentu kita ingat ada pahlawan badar, pahlawan uhud, pahlawan khandak, dsb. Dalam sejarah bangsa kita pun kita ingat ada pahlawan pergerakan, pahlawan kemerdekaan, pahlawan revolusi, dll.
Seorang pahlawan akan mengorbankan apapun yang dimiliki dirinya untuk menggapai cita-citanya yang luhur. Al Quran mengajarkan kepada kita untuk berkorban dengan harta dan jiwa demi mendapatkan surga dan ampunan-Nya. Agar bisa berkorban dengan sesuatu yang besar, harus dilatih dengan berkorban hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Semoga kita dibimbing oleh Allah agar tetap berada di jalan sunnah. Amin.
—————————————
Ustadz Nasiruddin Al Bajuri, S. Th.I, M.Ag
Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI
—
#MulaiDari1Kebaikan share info bermanfaat ini!
Tunaikan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf melalui Lembaga Amil Zakat Nasional LMI,
transfer bank:
BSI: 708 2604 191
a.n Lembaga Manajemen Infaq
atau klik https://www.zakato.co.id/payment/?pid=1425
Konfirmasi: 0823 3770 6554
—
LAZ Nasional LMI Jakarta
Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554
SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021
SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019