Setiap hari kita melakukan ibadah, baik ibadah murni (mahdah) seperti shalat dan puasa, maupun ibadah yang tidak murni (ghairu mahdah) seperti bekerja untuk mencari nafkah yang halal dan membantu orang lain. Ibadah dengan berbagai macam ragam dan bentuknya, memiliki satu tujuan utama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt. 

Apakah setiap ibadah pasti mendekatkan diri kita kepada Allah? Belum tentu. Tergantung bagaimana kita melakukannya, sudah benar atau tidak. Juga tergantung keadaan hati kita saat itu, benar-benar ikhlas karena Allah atau ada tujuan lain yang menyelinap dalam hati.

Pada umumnya, besar kecilnya nilai ibadah tergantung berat tidaknya ibadah itu ketika dilaksanakan. Rasulullah saw pernah berpesan kepada Fatimah ra: “kadar pahala yang akan kau dapatkan, tergantung kadar lelah yang kau rasakan”. Jadi ibadah yang terasa berat, seperti tahajud dalam keadaan sangat mengantuk, pahalanya lebih besar daripada saat tidak mengantuk. Sedekah dalam keadaan sulit, lebih besar pahalanya daripada sedekah dalam keadaan mudah. Begitu seterusnya. 

Meskipun demikian, kita tidak boleh meremehkan amalan dan ibadah yang ringan dan sederhana. Kenapa? Karena kita tidak tahu, ibadah yang mana dari diri kita yang membuat Allah ridha. Bisa jadi Allah lebih ridha ketika kita melakukan ibadah-ibadah yang dianggap remeh orang lain. Dalam beberapa kesempatan Rasulullah menceritakan ada orang yang masuk surga hanya karena menolong seekor anjing, memberikan makan seekor kucing, dan menyelamatkan seekor burung. Kenapa bisa terjadi? Mungkin saat melakukan hal sederhana itulah hatinya sangat ikhlas sehingga Allah ridha. 

Ikhlas dalam beribadah itu seperti apa? Secara sederhana, ketika kita melakukan suatu ibadah, hati kita merasa senang, tidak ada beban dan perasaan terpaksa, maka kita sudah ikhlas. Ketika tiba waktunya shalat jama’ah, Rasulullah saw  mengatakan kepada sahabat Bilal, “senangkan kami wahal Bilal!”, maksudnya, kumandankanlah iqamah. Rasulullah senang ketika melakukan shalat.

Bagaimana dengan kita? Jika kita masih menganggap ibadah itu sebagai beban maka kita tidak akan melakukannya dengan senang hati. Tapi ketika kita sudah menganggapnya sebagai kebutuhan, maka kita tidak hanya akan merasa senang, tapi sekaligus menikmatinya.

Lakukan ibadah dengan senang hati, karena bisa jadi itu ibadah terakhir kita. Jangan meremehkan ibadah yang sederhana, karena bisa jadi ibadah itulah yang mengantarkan kita pada ridha-Nya.
—————————-

Ustadz  Nasiruddin Al Bajuri,  S. Ag., M. Th. I.
Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI

————————

Tunaikan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf melalui Lembaga Amil Zakat Nasional LMI, transfer bank:
💳 BSI: 708 2604 191
a.n Lembaga Manajemen Infaq

atau klik https://www.zakato.co.id/payment/?pid=1425

Konfirmasi: 0823 3770 6554


LAZ Nasional LMI Jakarta – Banten – Jawa Barat
Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554
SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021
SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *