Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan maka pasti melahirkan kekecewaan. Semakin dalam kita berharap kepada seseorang maka semakin besar potensi kekecewaan yang akan kita rasakan. Saat kita berbuat baik kepada seseorang, lalu kita berharap kebaikan kita dibalas maka siap-siaplah untuk kecewa. Kenapa demikian? Karena manusia memang pelupa dan tidak pandai berterima kasih. Rasulullah saw bersabda:

Sungguh, hati anak Adam itu lebih mudah terbolak-balik daripada air yang mendidih dalam bejana. (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)

Tabiat manusia yang pelupa menambah alasan mengapa kita sebaiknya tidak berharap pada manusia. Bisa jadi kita dijanjikan hal manis di awal, tapi karena hati dan perasaan orang yang berjanji berubah, janji tersebut akhirnya terlupakan dan kita merasa kecewa. Betapa banyak orang yang berjanji ketika ia merasa butuh, tetapi lupa akan janjinya ketika ia sudah tidak butuh lagi. Akhirnya orang yang dijanjikan merasa kesal, marah, sedih, hingga sakit hati.

Saat Fatimah ra ingin memberi sesuatu kepada tetangganya, dia berpesan kepada pembantunya untuk tidak memberitahukan bahwa itu pemberiannya. Alasannya sederhana, dia tidak ingin mendapat balasan dari orang, ia hanya ingin mendapatkan balasan dari Allah. Berharap balasan dari orang hanya akan melahirkan kekecewaan. Kecewa karena tidak kunjung dibalas, kecewa karena nilainya lebih rendah dari pemberian kita, dan lain sebagainya.

Allah swt meningatkan kita dalam surah yang sering kita baca:

Katakanlah (Muhammad) ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu’.
(QS. Al Ikhlash:1-2)

Pada ayat yang lain Allah juga berpesan:

Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap.
(QS. Al-Insyirah: 8)

Manusia adalah makhluk yang lemah, saat kita berharap sesuatu dari manusia berarti kita berharap pada sosok yang tidak punya apa-apa. Saat kita berharap ada orang lain yang akan menyelesaikan masalah kita, terkadang dia memiliki masalah yang sama bahkan lebih besar dari kita. Bukan salah dia jika kita kecewa, tapi salah kita yang keliru menggantungkan harapan.

Manusia hanyalah teman musyawarah, bukan tempat menggantungkan harapan.

“Tidak akan kecewa orang yang istikharah dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah” (HR. Thabrani).

Semoga kita dibimbing oleh Allah agar tetap berada di jalan sunnah. Amin.
—————————————
Ustadz Nasiruddin Al Bajuri,  S. Th.I, M.Ag
Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI


#MulaiDari1Kebaikan share info bermanfaat ini!

Tunaikan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf melalui Lembaga Amil Zakat Nasional LMI, 
transfer bank:
BSI: 708 2604 191
a.n Lembaga Manajemen Infaq

atau klik https://www.zakato.co.id/payment/?pid=1425

Konfirmasi: 0823 3770 6554


LAZ Nasional LMI Jakarta 
Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554
SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021
SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *